1. tujuan[kembali]
2. alat dan bahan[kembali]
3) Resistor
4) Op-Amp
5) Transistor ( 2N1711 )
6) Motor DC
7) Led
8) Baterai DC
9) Ground
10) Voltmeter DC
2. Sensor Ultrasonik
3. Non Inverting Amplifier
kurva sensor optocoupler hubungan kecepatan terhadap waktu
kurva sensor ultrasonic hubungan antara waktu dengan jarak :
4. Prosedur Percobaan[kembali]
-Mengetahui dan memahami sensor ultrasonik dan optocoupler
-Mampu menjelaskan prinsip kerja sensor ultrasonik dan optocoupler
-Mampu mengaplikasikan sensor ultrasonik dan optocoupler pada rangkaian
-Mampu menjelaskan prinsip kerja sensor ultrasonik dan optocoupler
-Mampu mengaplikasikan sensor ultrasonik dan optocoupler pada rangkaian
2. alat dan bahan[kembali]
1) Sensor optocoupler
2) Power
2) Power
3) Resistor
4) Op-Amp
5) Transistor ( 2N1711 )
6) Motor DC
7) Led
8) Baterai DC
9) Ground
10) Voltmeter DC
11) Sensor ultrasonic
1. Sensor Optocoupler
Optocoupler juga dikenal dengan sebutan Opto-isolator, Photocoupler
atau Optical Isolator. Optocoupler adalah komponen elektronika yang
berfungsi sebagai penghubung berdasarkan cahaya optik. Pada dasarnya
Optocoupler terdiri dari 2 bagian utama yaitu Transmitter yang berfungsi
sebagai pengirim cahaya optik dan Receiver yang berfungsi sebagai
pendeteksi sumber cahaya.
Masing-masing
bagian Optocoupler (Transmitter dan Receiver) tidak memiliki hubungan
konduktif rangkaian secara langsung tetapi dibuat sedemikian rupa dalam
satu kemasan komponen.
2. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja
sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara
sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda
dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena
sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).
Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi
sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar
oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing,
kucing, kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat
melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di
permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di
permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan
diserap oleh tekstil dan busa.
3. Non Inverting Amplifier
Rangkaian non inverting amplifier (tidak membalik), input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga tegangan output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input. Untuk mencari turunan penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc positif, seperti gambar 123.
Gambar 123 Rangkaian non inverting amplifier dengan input dc positif
Dari rangkaian gambar 123 dengan syarat op-amp ideal Ed = 0 maka VA = Vi sehingga rangkaian dapat disederhanakan untuk mencari arus I seperti gambar 124.
Gambar 124 Rangkaian untuk menghitung arus I
Dengan maka dapat dicari ACL rangkaian non inverting amplifier gambar 123, yaitu;
Adapun hasil simulasi bentuk gelombang I-O seperti gambar 125 dan karakteristik I-O seperti gambar 126.
Gambar 125 Bentung gelombang tegangan output VO dengan input Vac
Gambar 126 Kurva karakteristik I-O
kurva sensor optocoupler hubungan kecepatan terhadap waktu
kurva sensor ultrasonic hubungan antara waktu dengan jarak :
4. Prosedur Percobaan[kembali]
- Buka aplikasi proteus.
- Pilihlah komponen yang dibutuhkan dalam membuat rangkaian
- Rangkailah setiap komponen yang telah dipilih menjadi rangkaian
- Ubahlah spesifikasi komponen pada rangkaian sesuai dengan kebutuhan.
- Jalankan simulasi rangkaian
5. rangkaian simulasi Prinsip Kerja[kembali]
saat berlogika 0 :
saat berlogika 1 :
Prinsip Kerja :
Pada
saat sensor ultrasonik berlogika 1 transistor yang terhubung pada kaki
trigger pada sensor ultrasonik akan menyala yang menandakan bahwa adanya
suatu benda yang menghalangi sensor. Lalu setelah diterima oleh sensor
ultrasonik maka tegangan akan dikeluarkan di kaki echo dan diperkuat
oleh op-amp (amplifier non inverting) lalu tegangan yang dikeluarkan
dari op-amp masuk ke kaki basis pada transistor. Karena besar tegangan
transistor >0,7 volt maka transistor aktif. Maka kaki kolektor
mendapat tegangan pada power supply dan tegangan pada kaki emitor akan
diteruskan ke optocoupler. Pada optocoupler tegangan masuk ke pin 1 dan
dikeluarkan melewati pin 2 menuju resistor dan melewati led, karena pada
pin 1 aktif maka led dapat menyala. Lalu power suply R1 melewati
resistor dan masuk ke pin 5 dan dikeluarkan melalui kaki pin 4 lalu di
teruskan ke ground. Arus melewati resistor lalu masuk ke kaki basis
trasnsistor. Karena besar tegangan transistor >0,7 volt maka
transistor aktif, pada kaki emitor trasnsitor melewati diode dan relay.
Karena tegangan yang dilalui relay tidak mencapai tegangan minimum untuk
menghidupkan relay maka switch pada relay off, motor tidak berputar dan
speaker menjadi off.
Pada saat sensor ultrasonik berlogika 0 transistor yang terhubung pada
kaki trigger pada sensor ultrasonik tidak menyala yang menandakan
bahwa tidak adanya benda yang menghalangi sensor. Maka tegangan yang
dikeluarkan nol sehingga led tidak menyala. Tetapi pada power suply R1
melewati resistor dan masuk ke pin 5 dan dikeluarkan melalui kaki pin 4
lalu di teruskan ke ground. Arus melewati resistor lalu masuk ke kaki
basis trasnsistor. Karena besar tegangan transistor >0,7 volt maka
transistor aktif, pada kaki emitor trasnsitor melewati diode dan relay.
Karena tegangan yang dilalui relay mencapai tegangan minimum untuk
menghidupkan relay maka switch pada relay menjadi on, motor berputar
dan speaker menjadi on.
6. video[kembali]
7. link download[kembali]
materi aplikasi pengontrol kecepatan motor dapat didownload disini
rangkaian pengontrol kecepatan motor dapat didownload disini
datasheet sensor optocoupler dapat didownload disini
datasheet sensor ultrasonik dapat didownload disini
video simulasi rangkaian dapat didownload disini
library sensor ultrasonik dapat didownload disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar